Thursday, December 27, 2018

Romania - Ketika Surplus Perdagangan menimbulkan Depresi Ekonomi


APA YANG TERJADI
Dua puluh sembilan tahun telah berlalu, ketika seorang kepala negara dan pemerintahan tewas secara tragis dibunuh (eksekusi) oleh para pemberontak yang bangkit menggulingkan kedudukannya. Begitulah tragisnya akhir hidup seseorang bernama Nicolae Ceausescu, presiden yang memerintah Romania, sebuah negara yang terletak di Eropa Timur antara tahun 1965 dan kematiannya itu pada hari Natal, 25 Desember 1989.

Hasil gambar untuk nicolae ceausescu
Nicolae Ceausescu
Kekuasaannya runtuh di tengah - tengah bangkitnya berbagai pemberontakan melawan rezim sosialis-komunis yang tersebar di wilayah Eropa bagian tengah dan timur pada akhir dekade 1980-an dan awal 1990-an. Meskipun demikian, hingga kini Ceausescu merupakan satu - satunya kepala negara Eropa yang dibunuh setelah Perang Dunia II berakhir dan merupakan kepala negara terbaru kedua yang dieksekusi sebelum Saddam Husein pada tahun 2006.

Sejak tahun 1947, Romania adalah bagian dari Pakta Warsawa yang merupakan gabungan tujuh negara sosialis Eropa dengan Uni Soviet sebagai superpower dan role model negara - negara tersebut. Kelompok ini kita kenal sebagai blok Timur dalam antagonisasinya terhadap blok Barat atau NATO (gabungan negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat) selama Perang Dingin berlangsung. Pada tahun 1965, Nicolae Ceausescu terpilih menjadi presiden ketiga dan terakhir negara yang memiliki nama resmi Republik Sosialis Romania itu setelah presiden sebelumnya meninggal dunia karena sakit.

Flag of Romania
Bendera Republik Sosialis Romania (tahun 1947 hingga 1989)

Gambar terkait
Peta lokasi Republik Sosialis Romania di dalam blok Timur ( sumber : slideplayer.com )


INDEPENDENSI
 
Adapun Perang Dingin dan persaingan dalam berbagai hal antara kedua adidaya Amerika Serikat dan Uni Soviet sedang berlangsung. Tidak jarang bagi keduanya menekankan atau memaksakan kehendak atau haluannya dalam birokrasi negara lain yang berada dalam bloknya masing - masing atau bahkan negara non-blok. Salah satunya terjadi pada tahun 1968, ketika Cekoslovakia (negara blok Timur) mencoba untuk melakukan reformasi ekonomi secara sepihak. Uni Soviet melihat hal itu sebagai ancaman dan setelah beberapa tahap terpaksa menghentikannya melalui jalur militer dengan memasukkan 250.000 tentaranya ke dalam wilayah tersebut (Prague Spring). Ceausescu, presiden Romania sekaligus orator ulung ini adalah satu-satunya pemimpin blok timur yang berani mengecam Soviet secara terang - terangan dan berapi - api dalam pidatonya di hadapan publik dengan jumlah penonton puluhan ribu orang.

Gambar terkait
Tank - tank Uni Soviet menduduki Praha, ibukota Cekoslovakia, 1968

Hasil gambar untuk ceausescu 1968
Ceausescu berpidato menentang intervensi Soviet, 1968.


Dari tindakan Ceausescu dengan berorasi menentang Uni Soviet di tahun - tahun awal pemerintahannya, kita dapat menilai bahwa ia adalah tipikal pemimpin yang independen dan berdikari, sesuatu yang belum pernah terjadi pada negara yang telah menyerahkan diri menjadi anggota blok Barat maupun blok Timur. Hal ini memang benar adanya, karena Ceausescu berusaha melepaskan Romania dari ketergantungan ekonomi kepada Uni Soviet dengan cara melakukan industrialisasi besar - besaran, membuka perdagangan dengan blok Barat, serta meningkatkan kuantitas perdagangan dengan negara - negara nonblok. Ceausescu bahkan mengantisipasi terjadinya intervensi militer Soviet seperti yang terjadi di Cekoslovakia, sehingga ia membentuk Garda Patriotik (Gărzile Patriotice) yang merupakan sebuah badan paramiliter beranggotakan lebih dari 700.000 pemuda demi menyediakan bantuan bagi militer apabila negara tersebut diserang.


KEMAJUAN EKONOMI

Di bawah pemerintahannya, Ceausescu melakukan mobilisasi penduduk, urbanisasi, dan industrialisasi secara massal dan besar - besaran di negeri yang masih berstatus agraris itu. Pada tahun 1956, hanya terdapat 30,3% tenaga kerja Romania yang bekerja di sektor non-pertanian. Pada tahun 1977, angka itu meningkat menjadi 63,5%. Industri - industri baru dibangun di seluruh penjuru negeri tersebut. Produk - produk berbagai jenis mulai dari besi baja, batubara, gas alam, minyak bumi, listrik, hingga peralatan rumah tangga dan otomotif seperti mobil, truk, dan traktor. Pada tahun 1970, Romania mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia dengan kenaikan PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar sepuluh persen.


Hasil gambar untuk romania 1980s queue
Hasil gambar untuk romania 1970s
Pembangunan besar - besaran di kota Bucharest

Gambar terkait
Romania di awal pemerintahan Ceausescu



AUSTERITY

Proses industrialisasi dan modernisasi yang terjadi di Romania tentu tidak dapat terjadi begitu saja. Dalam proses merealisasikan independensi ekonomi dari Uni Soviet, Ceausescu menyeimbangkan pengaruh eksternal dengan cara melakukan transaksi dengan negara - negara blok barat (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman (Barat), Norwegia, dan Italia). Pada tahun 1971, Romania memiliki utang sebesar USD 1,2 miliar kepada seluruh negara blok Barat saja dengan mengimpor teknologi dan fondasi industri (Holman, Nicolas, 1994. The Economic Legacy of Ceausescu). Pada tahun 1982, utang tersebut melonjak naik menjadi USD 13 miliar (kali ini jumlah tersebut termasuk utang yang berasal dari International Monetary Fund atau IMF). Hal ini diakibatkan sebagian oleh tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, krisis energi yang sempat terjadi di pertengahan 1970-an, disusul dengan gempa raksasa yang melanda Romania di tahun 1977 (mengakibatkan kerugian sebesar lebih dari USD 2 miliar), pembangunan infrastruktur baru dan pengembangan sektor produksi yang terus berlanjut dan berkembang di negara tersebut.

Gambar terkait
Bucharest pasca-gempa, 1977

Gambar terkait
Ceausescu dengan delegasi IMF


Oleh sebab itu, pada tahun 1981 Ceausescu dalam mewujudkan independensi ekonominya memutuskan agar Romania menerima line of credit dan membuat kebijakan untuk membayar seluruh utang eksternal negara itu kepada IMF. Tujuannya adalah agar Romania bebas total (austerity) dari utang luar negeri yang sebelumnya menghantui negeri tersebut. IMF memberikan saran yaitu dengan metode mengurangi impor dan menambah jumlah ekspor. Saran tersebut diterima oleh Ceausescu mengingat Romania telah memiliki kapasitas produksi tahunan yang cukup untuk diekspor ke luar negeri.


KRISIS DAN DEPRESI

Romania mengalami neraca positif di mana terjadi surplus perdagangan yaitu jumlah ekspor melebihi jumlah impor pada dekade 1980-an. Hal ini tentu terjadi juga karena jumlah impor negara tersebut dikurangi secara drastis. Sebagai negara sosialis, pemerintah Romania memiliki kontrol yang nyaris penuh dalam perekonomian negara itu. Pada tahun 1982, pemerintah mulai menaikkan harga - harga kebutuhan, mulai dari bahan pangan dan sandang sebesar 35%, listrik sebesar 30%, dan minyak sebesar 150%. Selain itu, menurut COMECON (Council for Mutual Economic Assistance), organisasi ekonomi internasional yang dibentuk oleh Uni Soviet, menunjukkan terjadi pemotongan dana sebesar 37% pada dana infrastruktur, 17% dana kesehatan, dan 53% dana pendidikan pada tahun yang sama di Romania.

Pada tahun 1983, dilakukan kebijakan kolektivisasi pertanian (kebijakan Uni Soviet yang diaplikasikan oleh Josef Stalin antara tahun 1929 hingga 1956, yaitu dengan mewajibkan petani untuk menjual sebagian besar hasil panennya kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan). Selain itu, secara personal Ceausescu memberlakukan pula rationing atau penjatahan seperti roti, tepung, susu, dan gula di luar ibukota Romania (Bucharest). Bensin juga termasuk dalam penjatahan dengan jumlah maksimum 30 liter per mobil per bulan. Segala benda dan teknologi yang menggunakan energi berupa bensin maupun listrik mulai dibatasi atau bahkan dilarang penggunaannya oleh pemerintah Romania.

Meskipun terjadi penurunan standard of living penduduk secara drastis, Romania berhasil membayar setengah utangnya pada tahun 1986 dan bahkan melunasi keseluruhan utangnya pada awal tahun 1989. Ini berhubungan dengan ekspor besar - besaran yang dilakukan oleh Romania ke luar negeri. Pada tahun 1987, pemadaman bergilir terjadi di seluruh Romania setiap hari, di mana ketika musim dingin berlangsung tidak sedikit penduduk usia tua tewas kedinginan akibat tidak adanya listrik untuk menghidupkan pemanas ruangan. Lampu - lampu di jalan dan tempat umum hampir tidak pernah dinyalakan di waktu malam. Ironisnya, di saat yang bersamaan Romania masih mampu mengekspor lebih dari 70% energi listriknya (melebihi jumlah energi listrik yang dimiliki oleh Spanyol) ke luar negeri demi melunasi seluruh utang eksternalnya. Konsekuensi ekonomis dari tindakan ini adalah tentu menurunnya produktivitas dan ekspor industri - industri itu sendiri yang sebelumnya maju akibat krisis energi dan penghentian impor alat dan bahan yang dapat meneruskan kelangsungan mereka.

Hasil gambar untuk romania 1980s crisis
Bus yang terlalu penuh akibat sedikitnya jumlah bus yang beroperasi sebagai konsekuensi pembatasan pemakaian energi, 1984.
Antrian untuk membeli minyak goreng, 1986.

Hasil gambar untuk romania 1980s queue
Penduduk mengantri dari luar untuk membeli roti yang dijatahi, 1986

Pada tahun 1989, situasi ekonomi Romania kian memburuk; PNB (Produk Nasional Bruto) turun hingga sepuluh persen pada saat itu; penjatahan yang dilakukan semakin ketat, jumlah pengangguran mulai meningkat akibat berkurangnya kapasitas produksi nasional, dan akibatnya kelaparan mulai merajalela di beberapa wilayah Romania. Pandangan sebagian besar rakyat tentang Ceausescu telah berubah 180 derajat dari sosok pemimpin berkharisma yang berdikari sekaligus memajukan negaranya menjadi seorang diktator yang menghancurkan Romania. Adapun setelah Ceausescu mengumumkan bahwa utang luar negeri Romania telah berhasil dilunasi, ia membangun Palace of Parliament, sebuah bangunan pemerintahan yang megah dan elegan (dan bahkan merupakan salah satu bangunan singular terbesar di dunia) di pusat kota Bucharest dalam program restrukturisasi arsitektur di kota itu.

Konstruksi Palace of Parliament

Gambar terkait
Seorang anak kecil menderita kelaparan dan kedinginan akibat krisis yang semakin parah, 1989

Mendengar kabar dari negara - negara tetangga (blok Timur) di mana sebagian besar pemerintahan sosialisnya runtuh akibat pengunduran diri, demonstrasi, ataupun kudeta, muncullah kelompok - kelompok di masyarakat yang memberontak melawan pemerintahan Ceausescu. Perlawanan itu ditumpas oleh aparat secara represif. Celakanya bagi Ceausescu, pada tanggal 24 Desember 1989, beberapa oknum di dalam aparat memberikan akses atau bahkan menjadi bagian dalam kelompok pemberontak yang kemudian melakukan kudeta dengan menangkap dan memasukkannya ke sel tahanan. Keesokan harinya, Nicolae Ceausescu dan istrinya, Elena 'diadili' oleh kelompok tersebut dan langsung ditembak mati.

Gambar terkait
Pemberontakan dan Kudeta terhadap Ceausescu, Desember 1989

Gambar terkait
Nicolae dan Elena Ceausescu diadili oleh kaum pemberontak dan kemudian ditembak mati


KONSEKUENSI

Terbunuhnya Ceausescu dan jatuhnya Republik Sosialis Romania tidak menjadikan rezim yang baru (didukung oleh para pemberontak) berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Romania. Privatisasi (pemindahan sektor perekonomian dari publik ke privat) dan liberalisasi memang berlangsung, tetapi untuk jangka waktu yang panjang kondisi ekonomi masih memburuk dan mengalami depresi (krisis berkepanjangan). Kira - kira dibutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun di mana telah terjadi pergantian rezim berulang - ulang untuk menumbuhkan ekonomi Romania kembali. Bahkan nilai PDB per kapita Romania di tahun 2001 (USD 1.839) saja baru menyamai kembali nilai di tahun 1989 (USD 1.817). Kira - kira setelahnya baru negara tersebut dapat menikmati normalisasi keadaan baik secara ekonomi maupun politik.

Hasil gambar untuk romanian economy
Grafik perekonomian Romania ( sumber : negaal )







No comments:

Post a Comment

Romania - Ketika Surplus Perdagangan menimbulkan Depresi Ekonomi

APA YANG TERJADI Dua puluh sembilan tahun telah berlalu, ketika seorang kepala negara dan pemerintahan tewas secara tragis dibunuh (ekseku...